Bank Mandiri Aktif Berkontribusi Pemulihan Ekonomi
JAKARTA – Bank Mandiri konsisten mendorong pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemic. Caranya, melalui kontribusi aktif dalam menyukseskan berbagai program nasional untuk melindungi kemampuan ekonomi masyarakat dan daya tahan para pelaku usaha. Langkah tersebut dilakukan di tengah upaya ekspansi digital yang dilakukan Bank Mandiri.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal II Bank Mandiri, Kamis (29/07/2021). Hadir selain Darmawan, ada Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama, Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Keuangan dan Strategi Sigit Prastowo, dan Timothy Utama, Direktur Information Technology.
Menurut Darmawan, dari aspek intermediasi perbankan, Bank Mandiri mencetak pertumbuhan kredit konsolidasi sebesar 16,4% secara YoY menjadi Rp 1.014,3 triliun. Pertumbuhan ini ditopang segmen wholesale banking yang tercatat tumbuh 7,13% YoY menjadi Rp 534,2 triliun per akhir kuartal II 2021.
“Sementara pembiayaan ke segmen UMKM tercatat naik 20,1% YoY menjadi Rp 98,3 triliun hingga kuartal II 2021,” ungkapnya.
Ditambahkan, penyaluran kredit tersebut dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat sehingga menghasilkan kualitas kredit yang cukup baik dengan rasio NPL Gross sebesar 3,08%, turun 21 bps dari triwulan II tahun lalu. Capaian ini juga diikuti dengan inisiatif untuk terus membentuk coverage ratio di level yang konservatif di kisaran 221,87% meningkat 26,35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurutnya, saat ini merupakan periode yang sangat berat bagi dunia usaha, sehingga dibutuhkan komitmen kolektif dan kolaborasi dari seluruh stakeholder ekonomi, termasuk para pelaku usaha agar bisa bertahan dari badai pandemi.
“Dengan menjaga kinerja perseroan tetap solid, Bank Mandiri sebagai entitas usaha milik negara yakin akan dapat mengoptimalisasi seluruh sumber daya yang ada untuk mendukung ekonomi nasional segera bangkit dari dampak pandemi,” kata Darmawan.
Pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program andalan pemerintah untuk menyediakan akses pelaku UMKM pada pembiayaan, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5% dari target 2021, dengan jumlah penerima lebih dari 200 ribu debitur UMKM dengan kualitas yang terjaga baik.
Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada lebih dari 548 ribu debitur dengan nilai persetujuan sebesar Rp 126,5 Triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 Triliun, di mana 62% dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.
Untuk menjaga daya tahan ekonomi masyarakat, Bank Mandiri juga berperan sebagai Agent of Development dengan melaksanakan Program Pemerintah berupa Bantuan Sosial (Bansos) secara nasional melalui pemanfaatan agen bank untuk meneruskan bantuan tersebut kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Total Bansos sebesar Rp 6,61 triliun telah disalurkan Bank Mandiri kepada 5,9 juta KPM hingga Juni 2021, baik melalui Program Keluarga Harapan (PKH) maupun program Sembako dengan melibatkan lebih dari 149 ribu agen Bank Mandiri.
“Melalui program Kepedulian Sosial Perusahaan, Bank Mandiri dan perusahaan anak juga telah terlibat dalam beberapa program vaksinasi massal baik di Jakarta, Surabaya, Bali dan kota-kota besar di Indonesia. Tak hanya itu, kami juga telah memberikan bantuan alat kesehatan dan alat sanitasi ke beberapa RS rujukan Covid serta bantuan nutrisi dan vitamin kepada para tenaga medis sebagai pejuang kesehatan di garda terdepan,” kata Darmawan. (****)