September 14, 2024

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk Ekspansi ke Industri Pertahanan dan Kelistrikan

0

JAKARTA – Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yakni PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) fokus memperbaiki kondisi keuangan tahun 2021 ini. Caranya, BUMN ini melakukan ekspansi ke industri pertahanan dan kelistrikan.

“Kami fokus bagaimana operasional bisa positif tahun ini. Jadi, kami memulihkan kondisi keuangan secara bertahap,” kata Direktur Utama Garuda Maintenance Facility Aero Asia atau GMF AeroAsia Andi Fahrurrozi, usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Jumat (20/08/2021).

Andi meneruskan, untuk memperbaiki operasional agar positif, perseroan bakal fokus pada proyek-proyek yang memiliki profitabilitas tinggi dan mengembangkan kapabilitas agar relevan dengan defence industry dan power services. Hal itu merupakan kapabilitas baru bagi perseroan agar bisa menghasilkan uang dalam waktu cepat.

Dari industri pertahanan, GMF AeroAsia mengantongi total kontrak senilai US$ 80 juta. Angka tersebut berasal dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) maupun kontrak dari TNI Angkatan Udara (AU).

Soal kerja sama dengan Kemhan, GMF AeroAsia akan memodifikasi center wing box untuk 8 pesawat Hercules C-130. Untuk TNI AU, GMF AeroAsia akan melakukan perawatan beberapa mesin CFM56-3 dan mendukung servis serta material untuk overhaul pesawat-pesawat 737 milik TNI AU. Di samping itu, perseroan juga memperoleh kontrak dari Sekretariat Negara untuk perawatan Pesawat BBJ Kepresidenan.

Dari sektor kelistrikan, GMF AeroAsia sedang menggarap proyek generator PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), anak usaha PT PLN (Persero).

Ditambahkan Andi, proyek tersebut tengah berjalan dan berkontribusi sangat signifikan. “Selain PLN, kami mendapatkan kontrak dari Grup Pertamina untuk turbin dan generator. Kami juga masuk ke beberapa pembangkit swasta untuk mendapatkan proyek-proyek non-aviasi,” imbuhnya.

Perbaikan kinerja keuangan perseroan, terutama dari sisi profitabilitas, tercermin dari laporan kuartal I-2021. Perseroan mencetak EBITDA sebesar US$ 2,6 juta atau jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Ia berharap, tren tersebut dapat dipertahankan hingga akhir tahun ini.

Tahun 2021 ini, GMF AeroAsia menargetkan EBITDA sebesar US$ 4 juta dengan asumsi kondisi saat ini.

“Proyeksi keuangan masih sangat dinamis. Kalau kami melihat pandemi yang selalu naik-turun terutama kaitannya dengan PPKM, semua itu perlu kami sikapi dengan baik,” kata Direktur Keuangan GMF AeroAsia Edward Okky Avianto.

Perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar US$ 5 juta, terutama terkait dengan diversifikasi bisnis. Ke depan, perseroan akan memperbesar segmentasi di industri pertahanan dan gas turbine engine.

Pada kuartal I-2021, GMF AeroAsia sukses memangkas beban usaha lebih dari separuh atau 51,5% (year on year/yoy) menjadi US$ 67,7 juta dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 139,7 juta.

Pada RUPST, semua sepakat menyetujui perubahan struktur pengurus perseroan. Pemegang saham mengukuhkan pengunduran diri Bobby Rasyidin dari komisaris independen, dan mengangkat kembali Ali Gunawan sebagai komisaris independen, serta menyetujui Agit Atriantio diangkat sebagai komisaris independen. RUPST juga memberhentikan dengan hormat I Wayan Susena dari jabatan direktur utama dan menunjuk Andi Fahrurrozi sebagai direktur utama yang baru. RUPST juga memberhentikan dengan hormat Erman Noor Adi sebagai direktur Human Capital & Corporate Affairs dan menunjuk Pudjo Sarwoko sebagai direktur Human Capital & Corporate Affairs yang baru.

Selanjutnya, RUPST mengangkat Jaka Ari Triyoga sebagai direktur Line Operation dan Ananta Widjaja sebagai direktur Business & Base Operation.

“Langkah pemulihan ini diharapkan memberi dampak positif pada likuiditas dan perbaikan kinerja fundamental keuangan perseroan,” kata Andi.(****)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *