Molor Tahun Depan, Rencana IPO Perusahaan Teknologi Indonesia GoTo
JAKARTA – Perusahaan teknologi Indonesia GoTo menargetkan bisa melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tahun ini. Namun, rencana melantai di pasar modal tersebut dikabarkan mundur tahun depan. Sejauh ini, pihak manajemen GoTo belum memberi tanggapan soal rumor mundurnya rencana IPO tersebut.
Beberapa sumber menyebut, molornya rencana tersebut lantaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempertimbangkan pedoman pencatatan baru bagi perusahaan teknologi yang menggunakan Dual Class Shares (DCS) dengan skema multiple voting shares.
Seperti diketahui, DCS merupakan struktur permodalan saham kelas ganda yang melibatkan paling sedikit dua klasifikasi saham berbeda. Sedangkan, multiple voting shares merupakan suatu jenis saham yang memiliki lebih dari satu hak suara untuk tiap lembar sahamnya.
Meski rencana IPO diprediksi molor, perusahaan hasil kolaborasi Gojek-Tokopedia akan menyelesaikan program pendanaan pre-IPO exercise. Program tersebut ditargetkan menghasilkan pendanaan hingga US$2 miliar. Seperti diketahui, kolaborasi dua perusahaan teknologi Indonesia itu diumumkan pada pertengahan Mei 2021 lalu. Usai merger, rencananya GoTo akan melantai di bursa saham.
“Kami ada rencana melantai di bursa dalam waktu dekat, kami harap masyarakat mendukung. Tapi untuk (waktu pasti) itu mungkin tunggu tanggal mainnya, kita tunggu dalam waktu dekat,” kata Co-Founder dan CEO Gojek Kevin Aluwi di Today Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (18/05/2021).
SoftBank asal Jepang dan Alibaba dari China menjadi dua perusahaan yang menguasai kepemilikan saham terbesar Grup GoTo. Softbank menggenggam 15,3 persen saham GoTo. Sedangkan Alibaba 12,6 persen.(****)