Malioboro Mulai Ramai Wisatawan, Jadi Harapan Baru Pariwisata Kota Yogyakarta
YOGYAKARTA – Sinyal geliat pariwisata Kota Yogyakarta mulai terasa. Harapan baru mulai mekar seiring dibukanya kebijakan berwisata di Kota Yogyakarta. Ini terlihat juga di kawasan Wisata Malioboro, di mana wisatawan mulai berdatangan.
Meski masih belum stabil namun, setiap weekend Kawasan Malioboro mulai ramai pengunjung. Hal ini merupakan angin segar bagi para pelaku wisata di kawasan Malioboro.
“Barisan becak mulai berderetan memenuhi parkiran becak dengan rapi. Demikian juga dengan andong sebagai kendaraan khas wisatawan di Kota Yogyakarta, mulai memenuhi kawasan Malioboro,” ungkap Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro Desio Hartonowati saat bincang santai di Lesehan Borobudur Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Senin malam (11/10/2021).
Acara bincang santai tersebut diinisiasi Desio Hartonowati. Acara tersebut Cornellia & Co, Lembaga Konsultan Marketing dan Public Relations, serta dihadiri Ketua Presidium Paguyuban PKL Malioboro Sujarwo, Director and Founder Cornellia & Co Dr. Ayu Helena Cornelia, BA, MSi, dan awak media di Yogyakarta.
Desio Hartonowati, yang juga owner Lesehan Borobudur ini menambahkan, harapannya selama recovery berlangsung, pemerintah meniadakan larangan kendaraan melintasi Malioboro pada sore hari untuk sementara waktu.
Sementara itu, Ketua Presidium Paguyuban PKL Malioboro Sujarwo meminta, agar pemerintah memberikan kemudahan aksesbilitas bagi para pedagang lesehan menuju kawasan Malioboro.
“Setidaknya kebijakan tersebut dilonggarkan hingga kondisi pulih kembali. Bagaimanapun semua paham, kebijakan itu menyulitkan wisatawan untuk datang. Wisatawan kita ini sebenarnya kan malas jalan,” tambahnya.
Sujarwo juga mengapresiasi Lesehan Borobudur yang sudah menerapkan prokes dalam menyajikan kulinernya. Seperti memakai gelas minum dan tempat makan sekali pakai. Juga penyediaan hand sanitizer dan tisu basah.
“Waterless seperti yang lakukan Bu Desi bisa menjadi contoh, salah satu cara menjaga kebersihan kawasan Malioboro,” kata Sujarwo.
Acara bincang santai tersebut juga diharapkan menjadi motivasi bagi para enthusias pariwisata untuk mempromosikan Pariwisata Yogyakarta. Setidaknya di akun media sosial yang dipunyai, seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan lainnya.
“Yogyakarta merupakan kota pariwisata. Dengan majunya sektor pariwisata, berarti ikut menggerakkan roda perekonomian serta meminimalisir pengangguran,” katanya.(****)