Wujudkan Inklusi Sosial, Citi Indonesia Dorong Kesetaraan Gender
JAKARTA – Citi Indonesia memiliki komitmen akan nilai keberagaman dan inklusi. Komitmen tersebut kembali disuarakan, bersamaan dengan acara diskusi virtual “Accelerating Social Inclusion through Women Empowerment,” memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 8 Maret.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan, inklusi merupakan sesuatu yang identik dengan Indonesia. Inklusi sosial juga menjadi kunci dalam memanfaatkan keberagaman untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
“Tugas kita adalah untuk mewujudkan inklusi, baik di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga masyarakat. Salah satu poin inklusivitas di tempat kerja adalah peran perempuan dan penerapan prinsip kesetaraan gender. Akhirnya, semua itu menuntun kita untuk menerapkan konsep meritokrasi,” ungkap Batara saat menjadi pembicara diskusi virtual di Jakarta, Rabu (06/94/2022).
Ia menambahkan, data Bank Dunia pada tahun 2021 menunjukkan sekitar 54 % perempuan usia produktif di Indonesia memilih untuk bekerja. “Melihat angka partisipasi perempuan dalam perekonomian Indonesia tersebut, Citi mempunyai keyakinan akan pentingnya peran perempuan dan kesetaraan gender dalam menjalankan bisnis. Citi berusaha konsisten untuk memperhatikan nilai-nilai tersebut, baik secara internal di lingkungan kerja maupun eksternal kepada publik dan klien,” papar Batara.
Ia meneruskan, komitmen Citi Indonesia terhadap kesetaraan gender tersebut, tercermin dari komposisi pegawai perusahaan. Hingga kini, 56 % karyawan Citi Indonesia merupakan perempuan yang tersebar di seluruh level dan peran. Lewat CitiPeka (Citi Peduli dan Berkarya), perusahaan juga membantu memberdayakan perempuan di kalangan masyarakat.
Seperti diketahui, CitiPeka merupakan payung program kegiatan kemasyarakatan Citi Indonesia yang didanai Citi Foundation. Sejak 2018, program CitiPeka membantu sekitar 25.000 penerima manfaat, di mana 50,65 % di antaranya merupakan perempuan.
“Saya berharap agar segala pihak mampu terus terlibat dalam membudayakan pentingnya inklusivitas dan kesetaraan gender untuk menghadirkan lingkungan yang mendukung bagi masyarakat Indonesia,” tegas Batara.
Sedangkan Co-Chairwoman Citi Indonesia Women’s Network (IWN) Maryam Umar mengatakan, kepemimpinan Citi, baik secara global maupun di Indonesia merefleksikan kesetaraan gender. CEO Citigroup Jane Fraser merupakan CEO perempuan pertama untuk bank-bank besar di Wall Street.
“Empat dari tujuh dewan direksi Citi Indonesia adalah perempuan. Ini bukan hal yang umum untuk melihat direksi yang didominasi perempuan, khususnya di industri keuangan. Hasil fokus Citi dalam kesetaraan gender terlihat dalam leadership, baik di tingkat global maupun lokal,” papar Maryam.
Maryam meneruskan, Citi juga menjalankan program mentorship dan leadership development untuk mendukung kesetaraan gender di lingkungan kerja.
Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Leny N Rosalin mengungkapkan, masih terdapat kesenjangan gender yang tinggi di Indonesia, bila melihat dari data yang ada. Ia menyebut data UNDPP, menunjukkan Indonesia memiliki skor indeks ketimpangan gender atau gender inequality index (GII) sebesar 0,480 pada tahun 2019. Skor GII ini menempatkan Indonesia di peringkat 121 dari 189 negara.
Indeks pembangunan gender (IPG) Indonesia tahun 2010-2021 juga cenderung flat. IPG Indonesia hanya naik tipis dari 89,42 pada tahun 2010 menjadi 91,27 pada 2021.
“Sebagai negara dengan jumlah penduduk besar, tentunya penting untuk kita semua bersinergi bersama-sama mewujudkan kesetaraan gender. Kesetaraan gender akan terwujud dan pada saat yang sama akan menjawab isu inclusiveness,” tegas Leny.
Leny menegaskan, lewat diskusi virtual tersebut, ia berharap bisa mendukung kesetaraan gender. Termasuk bisa melakukan koreksi dari berbagai angka-angka indeks tersebut.
Pada diskusi virtual tersebut, juga dihadirkan sosok perempuan inspiratif di bidang kesehatan, yakni Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi. Siti Nadia memaparkan soal bagaimana perempuan memegang peran penting di masa pandemi Covid-19. “Pada masa pandemi, perempuan memiliki peranan yang penting. Perempuan memastikan bagaimana anggota keluarga tetap berada di rumah, mengajak mereka ikut vaksinasi, hingga membantu perekonomian keluarga. Kita juga melihat bagaimana tenaga kesehatan perempuan berkorban untuk tidak pulang ke rumah dan memberikan pelayanan kesehatan,” papar Siti Nadia.
Selain itu, diskusi virtual tersebut juga menghadirkan Executive Director Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) Maya Juwita dan Co-Founder Aliansi Laki-Laki Baru Nur Hasyim.(****)