LPS Gencar Lakukan Inklusi dan Literasi Keuangan Bagi Perempuan
YOGYAKARTA – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) gencar melakukan sosialiasi inklusi dan literasi keuangan tahun 2023. Termasuk yang dilakukan di Kabupaten Bantul. Tujuannya, meningkatkan cakap keuangan perempuan di wilayah tersebut.
Kegiatan ini tidak sendirian. Namun, LPS melakukan bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kepala Eksekutif LPS yang juga Anggota Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih mengatakan, adanya krisis ekonomi pada 1997-1998 membuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan menurun. Sejauh ini, lanjut Lana, masih ada masyarakat yang tidak menyimpan uangnya di bank, karena kurangnya inklusi dan literasi keuangan. Karena itu, pihaknya hadir untuk ikut serta membantu edukasi masyarakat mengenai keuangan dan mengedukasi cara memproteksi dana nasabah dari perbankan melalui LPS.
“LPS menjamin simpanan nasabah bank yang dibentuk gairo, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan. Baik yang berada di bank konvensional maupun di bank syariah,” kata Lana, saat menghadiri pelaksaan Inklusi dan Literasi Keuangan 2023 di Pendopo Manggala Parasamnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul, Jumat (12/5/2023).
Ia meneruskan, LPS akan memproteksi dana nasabah bila masyarakat menyimpan dananya di bank. Simpanan yang dimiliki masyarakat hingga Rp 2 miliar akan dijamin LPS.
“Ada syarat layak bayar dengan ketentuan 3T. Di mana tercatat dalam pembukuan bank, tingkat bunga yang diperoleh tidak melebihi bunga yang ditentukan LPS, dan tidak ikut menyebabkan bank menjadi gagal. Misalnya memiliki kredit macet,” papar Lana.
Selanjutnya, LPS akan memproteksi dana nasabah bila bank mengalami kegagalan dan LPS akan membayar klaim kepada nasabah bank gagal.
“Selain melalui pembayaran klaim, penyelesaian/ penanganan bank gagal oleh LPS bisa dilakukan dengan metode lain. Yakni, purchase and assumption, bridge bank, atau penyertaan modal sementara,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, tingkat literasi keuangan secara nasional pada tahun 2022 masih termasuk rendah. Yakni, berada pada angka 49,68 persen dan tingkat inklusi keuangan pada 2022 masih berada di angka 85,10 persen.
“Khusus wilayah DI Yogyakarta, pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan menyentuh 54,55 persen dan inklusi keuangan menyentuh 82,08 persen,” ungkap Kiki-sapaan akrab Friderica.(****)