Nilai Transaksi Tumbuh 22,1 Persen, Maybank Indonesia Catat Peningkatan Transaksi melalui Platform Perbankan Digital
JAKARTA – PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) mencatat peningkatan transaksi melalui platform perbankan digital M2U sebesar 16,1% pada kuartal pertama 2023 menjadi sekitar 4,8 juta transaksi dari 4,1 juta lebih transaksi tahun 2022 lalu. Nilai transaksi juga tumbuh 22,1% menjadi Rp 26,77 triliun dari Rp21,93 triliun tahun lalu.
Total nasabah on board melalui M2U tumbuh 33% menjadi lebih dari satu juta nasabah dan sebesar 56% dari total nasabah CFS Bank merupakan nasabah yang melakukan on boarding melalui platform digital tersebut.
Pertumbuhan transaksi dan akuisisi nasabah yang signifikan melalui M2U telah berkontribusi pada peningkatan digital retail funding bank sebesar 23,1% menjadi Rp 6,39 triliun.
Transaksi melalui M2E untuk nasabah korporasi tercatat naik 4,6% menjadi lebih dari satu juta transaksi pada kuartal pertama 2023. Nilai transaksi M2E tercatat sebesar Rp181,92 triliun, tumbuh 1,4% dari Rp179,42 triliun tahun lalu. Pertumbuhan akuisisi nasabah maupun nilai transaksi perbankan yang tercatat melalui M2E berkontribusi pada peningkatan pendanaan korporasi sebesar 13,5% menjadi Rp 25,95 triliun.
Pada kuartal pertama 2023, Maybank Indonesia memperkenalkan fitur investasi daring guna mendukung nasabah dalam melakukan pembelian obligasi Pemerintah melalui aplikasi M2U. Fitur ini melengkapi solusi Digital Wealth yang sudah disediakan pada aplikasi M2U, dimana solusi ini cukup membantu nasabah melakukan transaksi reksa dana, mengakses portofolio investasinya secara menyeluruh, melakukan perencanaan investasi terarah dan pencatatan pengeluaran serta aktivitas finansial lainnya.
Selain itu, Bank juga memperkenalkan fitur Local Currency Settlement (LCS) untuk penyelesaian transaksi bilateral menggunakan mata uang Ringgit Malaysia (MYR), Yuan China (CNY) dan Baht Thailand (THB) melalui M2E untuk nasabah korporasi.
Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, Maybank Indonesia memulai kegiatan bisnisnya di tahun 2023 ini dengan mencatat hasil yang positif melalui pertumbuhan yang kuat di seluruh segmen bisnis pada sepanjang kuartal pertama tahun ini.
“Di tengah tantangan ekonomi global, kami mencatat pertumbuhan pada pembiayaan segmen ritel, UKM, dan korporasi seiring dengan daya beli masyarakat yang secara bertahap membaik dan kegiatan bisnis di Indonesia yang telah kembali normal,” tegas Taswin saat Public Expose dan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Senayan, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Di saat yang sama, lanjut Taswin, Maybank Indonesia akan berupaya menyeimbangkan komposisi simpanan nasabah, agar mampu mengelola pendanaan dengan lebih efisien serta memperkuat fundamental Bank.
Ke depan, perseroan juga akan melanjutkan penerapan strategi M25+. Ini mencakup di antaranya, transformasi untuk mengakselerasi kapabilitas digital SME dan mengedepankan solusi Islamic wealth.
Sedangkan Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Khairussaleh Ramli mengatakan, melalui akselerasi digital, peningkatan fokus bisnis terhadap kebutuhan nasabah (customer centricity), mengedepankan fokus pasar regional, dan pertumbuhan bisnis perbankan Syariah serta aspek keberlanjutan Bank, diharapkan mampu mendorong kinerja Maybank Indonesia ke depannya.
“Maybank Indonesia merupakan bagian penting dari program transformasi yang tercakup pada strategi M25+, dimana melalui penerapan Strategic Program (SP) 7 yang ditujukan dalam peningkatan bisnis Maybank di Indonesia dan sebagaimana SP lainnya, diharapkan memberi dampak langsung pada peningkatan kinerja bisnis dan operasional, serta kapabilitas Bank,” tegas Dato’ Khairussaleh.
Maybank Indonesia pada Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada 31 Maret 2023 mampu meraih laba sebelum pajak (profit before tax/ PBT) naik 33,3% menjadi Rp 750 miliar dari Rp 562 miliar tahun lalu.
Pencapaian ini didukung oleh peningkatan pendapatan pada komposisi aset produktif, khususnya pembiayaan segmen korporasi dan ritel yang meningkat di tengah membaiknya situasi perekonomian Indonesia.
Maybank Indonesia juga membukukan kenaikan pendapatan fee. Terutama dari transaksi Global Markets (GM) sehubungan dengan kembali bergairahnya pasar, menguatnya kinerja anak perusahaan, dan kualitas aset yang membaik.
Bank mencatat Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik signifikan sebesar 45,7% menjadi Rp 566 miliar dari Rp 388 miliar tahun lalu sehubungan dengan meningkatnya pendapatan komposisi aset Bank, sehingga Net Interest Income/NII tercatat naik 6,7% Y-o-Y dan Net Interest Margin/NIM meningkat 35 bps menjadi 5,1% Y-o-Y.
Pendapatan fee-based (Fee-based income) tercatat naik 20,7% menjadi Rp 574 miliar dari Rp 475 miliar tahun lalu, didukung pendapatan fee Global Market yang tumbuh 98,7% menjadi Rp 101 miliar dari Rp 51 miliar di tengah pasar yang kembali bergairah.
Selain itu, Maybank juga membukukan kenaikan pendapatan recovery fee aset (bank saja) mencapai lebih dari 7x menjadi Rp 142 miliar sebagai upaya melakukan perbaikan aset secara intensif dalam satu tahun terakhir. Di tengah menguatnya pasar di sepanjang kuartal pertama 2023, Maybank membukukan kenaikan pendapatan fee-based sebesar 30,6% secara kuartalan.
Bank ini mencatat total kredit tumbuh 7,7% pada kuartal pertama 2023 menjadi Rp 107,22 triliun dari Rp 99,52 triliun didukung pertumbuhan kredit CFS Ritel sebesar 14,6% menjadi Rp 40,10 triliun dari Rp 34,98 triliun, dan kredit Global Banking yang tumbuh 11,4% menjadi Rp 39,29 triliun dari Rp 35,26 triliun tahun lalu.
Kredit CFS Ritel bertumbuh di seluruh segmen. Yakni pembiayaan otomotif anak perusahaan yang tumbuh 26,1% menjadi Rp20,54 triliun dari Rp16,29 triliun, bisnis kartu kredit & kredit tanpa agunan (KTA) tumbuh 20,6% Y-o-Y dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 2,2% Y-o-Y.
Kredit CFS Non-Ritel mencatat penurunan sebesar 5,0% menjadi Rp27,83 triliun dari Rp29,28 triliun, karena segmen Business Banking mengalami penurunan sebesar 14,6%. Smentara kredit segmen SME+ relatif stabil. Namun, kredit segmen Retail Small Medium Enterprises (RSME) masih bertumbuh sebesar 2,3% menjadi Rp12,74 triliun dari Rp12,46 triliun.
Total simpanan nasabah tercatat turun 2,2% menjadi Rp103,61 triliun dari Rp105,98 triliun sehubungan dengan strategi berkesimbungan yang diterapkan perseroan untuk mengoptimalkan pendanaan berbiaya rendah melalui pemanfaatan layanan digital dalam menghimpun dana nasabah.
Bank mencatat rasio NonPerforming Loan/NPL konsolidasian membaik menjadi 3,4% (gross) dan 2,3% (net) pada Maret 2023 dari 3,9% (gross) dan 2,8% (net) pada Maret 2022. Rasio Loan to Deposit/LDR (Bank saja) tercatat pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar 88,2% pada Maret 2023 dari 82,0% pada Maret 2022. Rasio Liquidity Coverage/LCR (Bank saja) tercatat sebesar 174,2% pada Maret 2023, melebihi ketentuan regulator minimal 100%.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat pada level yang kuat, yaitu sebesar 29,1% pada Maret 2023, dengan total modal sebesar Rp28,85 triliun pada akhir Maret 2023.(****)