September 9, 2024

Perkuat Kepercayaan Nasabah, Klaim Asuransi Harus Transparan, Cepat dan Mudah

0

JAKARTA – Proses klaim asuransi harus transparan, cepat, mudah. Sulitnya proses hingga pencairan klaim akan membuat hilang kepercayaan dari nasabah.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) Harjanto Tanuwidjaja dalam salah satu panel diskusi BNI Investor Daily Summit 2023 bertajuk “Insuring Indonesia: Revitalizing Indonesia’s Insurance Industry” di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Menurut Harjanto, teknologi digital saat ini berkembang pesat, sehingga tidak ada lagi alasan bagi perusahaan asuransi soal klaim asuransi yang berlarut. Klaim adalah the moment of truth bagi nasabah tentang produk asuransi.

“Kalau saat mengklaim ternyata susah, sudah pasti mereka tidak percaya lagi dengan asuransi. Saya yakin dan sudah dituangkan dalam peta jalan bahwa customer first, konsumen jadi yang terdepan. Maka asuransi mesti berlomba-lomba secepat mungkin membayarkan klaim,” tegas Harjanto.

Di samping cepat dan mudah, lanjut Harjanto, klaim asuransi juga harus transparan, agar nasabah juga mendapat kepastian. Karena itu, IFG Life terus menekankan pada setiap insan perusahaan, setiap klaim yang diajukan mesti ditindaklanjuti dengan baik.

Ditambahkan Harjanto, transparansi yang dimaksud itu juga menyangkut layanan yang responsif. Pengajuan klaim harus bisa dipantau perkembangannya oleh nasabah. Sekalipun nantinya klaim ditolak perusahaan asuransi, penjelasan yang relevan dan masuk akal harus disampaikan betul pada nasabah.

“Contohnya di IFG Life, ketika kami mengalihkan polis-polis Jiwasraya, kami sudah bersepakat, ketika dialihkan, nasabah-nasabah Jiwasraya yang sudah lama menunggu, ketika sudah dialihkan harus segera dibayar. Jadi, kami sudah sedari awal menyadari untuk membangun layanan yang responsif,” beber Harjanto.

Ia menyatakan, dalam realisasinya layanan klaim asuransi kepada nasabah tidak begitu saja sempurna. Dalam realisasinya, terkadang masih ditemukan kendala kecil. Seperti nama rekening yang tidak sesuai dengan KTP, nomor rekening yang tidak lengkap, dan lainnya.

“Ke depan, teknologi itu akan membuat segala hal lebih sederhana. Biometric dan sebagainya akan menjawab persoalan-persoalan seperti itu,” ujar Harjanto.

Peluang Besar

Setelah layanan klaim bisa dipastikan transparan, cepat, dan mudah, kepercayaan masyarakat secara umum terhadap asuransi dipercaya akan terus bertumbuh. Masyarakat juga bisa lebih terbuka menyadari, bahwa asuransi bukanlah barang mewah demi memproteksi diri dari berbagai risiko ke depan.

“Bahwa masyarakat bekerja untuk lebih sejahtera, tapi juga ingat kesejahteraan itu bisa terancam ketika suatu risiko benar-benar terjadi. Kita harus memproteksi kemajuan hidup kita. Saya sudah memahami dan memiliki asuransi,” kata Harjanto.

Harjanto juga yakin terhadap potensi besar industri perasuransian ke depan. Baru-baru ini, Otoritas Jasa Keungan (OJK) sudah meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian 2023-2027. Selain itu, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)ikut memperkenalkan peta jalan khusus untuk industri asuransi jiwa untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Kedua peta jalan jadi jalur untuk sama-sama memperbaiki dan mengembangkan industri perasuransian.

“Kami sangat yakin, saat ini inklusi dan penetrasi asuransi masih rendah, tetapi ke depan kami optimistis. Apalagi IFG Life didirikan untuk ikut menguatkan kepercayaan masyarakat Indonesia karena permasalahan Jiwasraya,” tegasnya.

Harjanto meneruskan, masalah Jiwasraya akan segera dituntaskan akhir tahun 2023 ini. Pihaknya berhasil mengalihkan polis senilai Rp 31 triliun dalam program restrukturisasi polis Jiwasraya, berikut klaim dibayarkan senilai Rp 9,4 triliun. (****)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *