PT Bank Syariah Indonesia Tbk Bisa Optimalkan Bank Emas

JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai bisa mengoptimalkan kehadiran layanan bank emas atau bullion bank guna memperkuat ekosistem bisnis logam mulia perseroan.
Menurut pengamat dan praktisi pasar modal Reza Priyambada, ekosistem bisnis emas BSI semakin kuat, setelah diresmikannya usaha bullion bank bagi perseroan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (26/2/2025). Hal tersebut dinilai berpotensi memacu kinerja BSI di masa depan.
Reza menegaskan, bank berkode saham BRIS tersebut bisa memanfaatkan momen hadirnya bullion bank untuk menjadi lembaga intermediary transaksi emas. Terlebih, emas sebagai salah satu instrumen investasi idaman masyarakat Indonesia memiliki rekam jejak harga yang cenderung positif.
Untuk gambaran, dari laman Logam Mulia pada Selasa (4/3/2025) harga emas Antam mengalami kenaikan sebesar Rp 25.000. Sebelumnya di patok di angka Rp 1.679.000 menjadi Rp 1.704.000 per gram. Sedangkan harga jual kembali (buyback) emas batangan Rp 1.553.500 per gram.
“Momen dari sentimen market di mana membuat pelaku pasar maupun masyarakat beralih ke emas sebagai sarana investasi safe heaven bisa dimanfaatkan BSI untuk menarik masyarakat dan pelaku pasar untuk dapat bertransaksi,” papar Reza, Selasa (4/3/2025).
Menurut Reza, dengan adanya layanan BSI Bank Emas membuat perseroan bisa menyusun skema promosi maupun hal teknis lainnya terkait transaksi logam mulia dengan nasabah. Sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan maupun para nasabahnya.
Ia juga menyebut, BSI bisa melakukan diversifikasi produk dengan menawarkan layanan yang beragam. Mulai dari jasa simpan pinjam emas, penyimpanan emas batangan, gadai emas, cicil emas, maupun inovasi lainnya.
Ditambahkan Reza, izin bisnis bulion bisa dimanfaatkan BSI untuk memperkuat ekosistem bisnis emas yang ada. Dengan begitu, perseroan semakin mampu untuk menjaga transaksi nasabah.
“Harapannya tentunya dengan adanya perkembangan inovasi Bullion Bank ini bisa memberikan nilai tambah, sehingga dapat meningkat kinerjanya,” ujar Reza.
Terpisah, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, dengan kehadiran layanan bisnis baru yaitu BSI Bank Emas, perseroan akan semakin mendorong ekosistem bisnis logam mulia agar semakin hidup.
“Produk-produk emas BSI termasuk pengelolaan bullion bank, merupakan unique differentiator dari BSI yang memiliki potensi untuk tumbuh lebih besar lagi dengan meningkatnya tren investasi emas di masyarakat,” tegas Hery.
Bahkan, lanjut Hery, bisnis emas di BSI bisa dikatakan sebagai new game changer. Karena itu, Perseroan bersyukur bisa menjadi salah satu yang dipilih pemerintah menjadi bank emas pertama di Tanah Air.
“Ini menjadikan cikal bakal dari pada pertumbuhan bisnis emas yang lebih lengkap secara ekosistem. Hal tersebut beralasan kuat. Selama ini, BSI kerap memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak dalam memperkuat ekosistem bisnis emas,” katanya.
Salah satunya, pada akhir November tahun 2024 lalu, Perseroan menempuh langkah strategis untuk memberikan solusi investasi yang aman terpercaya dan mendorong pendalaman sektor keuangan syariah melalui industri emas melalui kerja sama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk.
Melalui kerja sama tersebut, Perseroan meluncurkan BSI Gold. Produk ini merupakan logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan karatase 99,99% yang memiliki standar SNI dan sudah memperoleh rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI yang bisa dimiliki masyarakat melalui produk BSI Cicil Emas.
Sementara itu terkait bisnis logam mulia, BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang tahun 2024. Bahkan, bisnis BSI tersebut terdorong oleh antusiasme nasabah kaum muda yang tinggi dalam berinvestasi emas. Bisnis emas perseroan tercatat naik 78,18% secara tahunan. Di mana produk cicil emas menjadi primadona dengan lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% (yoy) ke angka Rp 6,4 triliun. Pada tahun 2023 hanya sebesar Rp 2,3 triliun. Adapun jumlah customer meningkat sebesar 81% (yoy) menjadi sekitar 336.000 nasabah.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3% (yoy) ke angka Rp 6,4 triliun pada 2024.
Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0%. Dengan portofolio tersebut, BSI semakin optimistis bisa menjadikan BSI Bank Emas sebagai salah satu katalis pendorong pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
“Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan. Contohnya, seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4%,” tuturnya.
Terkait bisnis BSI Bank Emas ini, Perseroan memperkenalkan tiga branding utama produk bank emas. Yakni, BSI Emas Digital, BSI Gold, dan BSI ATM Emas. Bahkan, ATM Emas merupakan yang pertama di Indonesia.
“Kami berharap dengan hadirnya layanan ini, bisnis bank emas BSI bisa mempercepat pertumbuhan perusahaan dan menciptakan potensi pasar yang sangat besar, dengan estimasi nilai bisnis sekitar Rp 280 triliun. Kami juga berharap bisa memberikan efek multiplier yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” tegas Hery.
Hery menambahkan, produk bank emas BSI dirancang secara inklusif dan digital. Tujuannya, memberikan akses kepada masyarakat. Baik yang baru memulai investasi maupun yang sudah berpengalaman. (****)