CIMB Niaga Dukung Pemberdayaan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan melalui Program Community Link #JadiNyata 2022

JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) kembali menggelar Program Community Link#JadiNyata 2022. Program ini sudah dimulai sejak 2018.
Tahun ini, 450 ide pemberdayaan sosial, ekonomi, dan lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia ikut berpartisipasi. Setelah melalui berbagai tahap penilaian oleh CIMB Niaga dan tenaga ahli independen, diumumkan tiga ide sosial sebagai pemenang. Program Community Link #JadiNyata merupakan salah satu program berkelanjutan CIMB Niaga yang mengajak partisipasi aktif masyarakat untuk berinovasi dan mewujudkan ide sosial sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terjadi di masyarakat.
Tiga pemenang Program Community Link #JadiNyata 2022 akan memperoleh bantuan pendanaan masing-masing sebesar Rp 50 juta dan pendampingan usaha oleh tenaga ahli selama setahun untuk merealisasikan ide sosialnya. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan mentoring dan coaching berkala, sehingga diharapkan pemenang bisa mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusinya.
Direktur Compliance, Corporate Affairs, and Legal CIMB Niaga Fransiska Oei menyatakan, melalui program ini CIMB Niaga berperan aktif dalam pemberdayaan sosial, ekonomi, dan lingkungan masyarakat yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta pelestarian lingkungan.
“Selamat pada para pemenang dan terima kasih untuk masyarakat yang berpartisipasi mengirimkan ide pemberdayaan sosial, ekonomi, ataupun lingkungan dalam Program Community Link #JadiNyata 2022. Kami optimistis, dengan kolaborasi dan dukungan yang secara konsisten diberikan, para pemenang bisa berkontribusi membangun Indonesia Berdaya melalui program pemberdayaan yang inovatif,” kata Fransiska di Jakarta, pekan lalu.
Adapun tiga ide pemberdayaan pemenang Program Community Link #JadiNyata 2022 adalah Ananda Dzikmah Amalia dari Gowa, Sulawesi Selatan. Ia mengirimkan ide Conutcos (Coconut House Indonesia). Program ini bertujuan membantu meningkatkan produktivitas dan perekonomian petani kelapa pedalaman melalui inovasi produk superfood. Baik untuk konsumsi pribadi, pasar ritel, maupun komersial.
Berikutnya, Gabriel Sebastian Butarbutar dari Bandung, Jawa Barat. Ia mengangkat inovasi berupa pemanfaatan jerami serut sebagai alternatif pengganti plastik sekali pakai seperti bubble wrap dan styrofoam (wadah plastik). Program ini turut memberdayakan petani dengan memberikan pendapatan alternatif dari penjualan jerami.
Terakhir, Khomsin dari Blitar Jawa Timur yang mengusung ide Pemberdayaan Disabilitas Mental (PDM) dengan mengajak mereka menghasilkan karya seni menggunakan pensil dan kertas. Hasil karya seni tersebut diolah menjadi merchandise berbentuk pakaian dan tas kain untuk dikomersialkan dengan sistem bagi hasil.
“Kami berharap tiga ide pemberdayaan tersebut bisa memberikan manfaat langsung dan dampak positif pada masyarakat serta mendukung pemulihan ekonomi masyarakat sekitar,” tegas Fransiska.(****)